Translation of “Forgiveness”
Wanted to share this. It’s quite a lovely translation.
‘Forgiveness’ by Bernice Chauly
Translated by Kadek Krishna Adidharma
for the Ubud Writers and Readers Festival 2008 (see Cultural Cocktails and Emeralds from The Equator for my involvement in this year’s main program).
——————–
Pengampunan
1.
Di kelam malam paling gelap
memegang Injilmu, deodoranku
dan kacamata bacamu
kau goyah
mata menatapku – dengan
tangan tunggalmu
kau berkata
dalam jubah tidurmu
bercorak bunga biru, biru tua dan putih –
Siapa kamu?
Sepertinya aku tersasar.
2.
Ia dulu tinggi
pohon yang begitu kucinta itu
di kebun masa mudaku
kebun itu, kebunmu
tempat kutemukan sarang-sarang burung
sebagai bocah
Memanjat naik dan naik
melongok dengan
mata dan tangan tak sabar
bayi-bayi tak berdaya itu
bermulut terbuka
kuberi makan cacing – yang kutemukan
Di tanah dekat
ayunan
yang kaubawa dari rumah
di Taiping –
warnanya putih dulu
Tapi kini keperakan seperti warna
rambutmu, sebagaimana sekarang
tumbuh lagi dalam tangkai-tangkai
keperakan, laksana pinus
Rentan, seperti serat-serat
kaca, membingkai wajahmu
menampilkan tulang, pembuluh, urat
selagi kanker itu melahapmu
Kau telah menjadi bocah kembali
seperti burung-burung yang dulu kuberi makan
Kuberi kau makan sekarang, sesuap demi
sesuap cair
seperti dulu kau menyuapiku
Dan seperti burung-burung itu
kutahu kau akan terbang
kumohon –
terbanglah sekarang, dengan lengan
terbuka lebar
seperti burung-burung itu
yang dulu tinggal
di kebunmu
3.
Semua bermula dengan segumpal darah
di sisi kanan otakmu
Penyakit di ambang pintu
yang begitu banyak berujar
namun berkata begitu sedikit
Maka
Berakhirlah di sini
dengan darah
hidup dan mati berpautan
Dalam hangat dan nyaman
rumahku
dan koma yang telah membawamu
Aku akan merangkulmu
dalam simfoni berbagai darah ini
dorong tariknya
dalam pembuluh darah tak berarah
selagi ia berkelak-kelok
dan kembali
pada sumber yang esa itu
Selagi ia meninggalkanmu
dengan setiap hela dan nafas
selagi ia meninggalkanmu
namun selagi ia telah dan selalu akan
kekal abadi
Bernafaslah ibu
bernafas sajalah
Kutahu penghancuran
telah mengambil alih
dan itu dia
di ruang tempat pernah hidup
bahasa Tuhan – Tuhanmu
matematika
Dan kini, kaulah ini – dengan bahasa sederhana
Aku ingin kau kembali
Aku ingin kau kembali
Ibu
Dengan langkah ringanmu
rambut yang salah diwarna, mata cerah
dengan pengabdian tanpa pamrih
Aku ingin kau kembali
Aku ingin segenap asamu kembali
Dalam gaun-gaun sejuk
samfu batik dan sepatu Bata
dan surat-surat administrasi yang mewujudmu
Kau lebih cantik sekarang
dalam ketaknyamaanmu
kau telah memilikinya
dan ia telah membuatmu
Dalam sakitnya, dalam sikapnya
telak dalam benak kanker ini
Lepaskan Ibu
sudah waktunya menyambut
diri yang tersisa
ia yang cidera oleh hidup
dalam mati, akan pulih.
————
Diterjemahkan oleh Kadek Krishna Adidharma
English versions: